Jumat, Mei 24

Hati-Hati dengan KAMUFLASE kepekatan makanan



Sering saya temui makanan atau minuman yang ditawarkan dengan kadar gula/garam tinggi. Tidak hanya pada makanan baby instant tapi juga kaldu bubuk, kaldu cair beku siap pakai, susu, margarin, keju dan lain-lain.

Coba mari kita perhatikan Mom, kadang makanan/minuman yang dijual terasa ‘pekat’ atau ‘gurih’ tapi sebetulnya yang membuat ilusi pekat dan gurih adalah tambahan gula dan garamnya bukan pada kualitas bahan utamanya. Contoh, saya pernah membeli susu kacang kedelai yang siap minum. Wah, terasa pekat dan nikmat, apalagi dingin2, segar. Tetapi setelah beberapa teguk, saya baru sadari bahwa yang susu kacang kedelai yang saya minum ini sebetulnya tidak pekat. Perbandingan antara sari kacang kedelai dengan air, lebih banyak air. Tetapi terasa pekat karena gulanya diperbanyak. Ini juga terjadi dengan keju slice yang sangat terkenal saya beli di supermarket. Saya ingat dulu, waktu kecil keju ini nikmat sekali, creamy dan harganya cukup mahal. Sekarang, dengan keju yang sama, harga lebih terjangkau dan lebih asin dari versi dahulu. Ini pertanda bahwa penurunan kualitas bahan makanan utama dikompensasi dengan tambahan garam/gula untuk membuat makanan/minuman lebih terjangkau.

Belum tambahan artificial lain, seperti Margarin Rasa Butter. Banyak yang kalau tidak teliti, suka terkecoh dengan rasa butter, padahal itu ya Margarin bukan butter. Yang membuat harum butter dari Margarin itu ya tambahan perasa butter, artificial butter flavoring. Harganya ¾ lebih murah dari butter asli, dan suka diletakkan sebelah dengan butter asli kalau di supermarket. Teliti ya Mom.
Ada lagi kaldu bubuk dengan iming2 Organik dan tanpa pengawet tanpa MSG, tapi tinggi garam. Atau kaldu cair dengan garam sudah disertakan didalamnya. Bisa jadi ada tambahan chicken essence flavoring, kita tidak pernah tahu.

Lebih baik memilih bahan makanan yang tanpa tambahan garam dan gula. Jadi terasa dilidah bila ada tambahan bahan yang tidak alami. Kita tambahan saja sendiri gula dangaram.
Saya pernah punya pengalaman menarik dengan salah satu pelanggan kaldu ayam kampung organik saya. Pertama kali Mom X memesan kaldu saya, dan saya terangkan bahwa kaldu saya kaldu murni tanpa tambahan garam/gula/merica/MSG ataupun penyedap rasa seperti R*yc* atau Mas*k*. Setelah Mom X mencoba, beliau menelepon saya dan komplain bahwa kaldu saya tidak ada rasanya, tawar katanya. Harus ditambahkan banyak sekali garam dan penyedap rasa Mas*k* supaya enak, kata Mom X berapi-api. Hehehe.. saya jelaskan ini kaldu ini disesuaikan untuk bayi dimana memang tambahan garam/gula atau penyedap rasa tidak direkomendasikan, tapi kalau Mom ingin tambahkan sendiri, silahkan. Kaldunya asli dari sari Ayam Kampung Organik, terasa tawar untuk dewasa karena lidah kita sudah dibombardir dengan penyedap rasa dan tambahan rasa artificial disetiap makanan kita.

Rasa tawar bukan berarti tidak ada kandungan gizi. Karena tawar subjektif ya Mom. Lalu bagaimana supaya kita mengetahui bahwa kaldu betul2 pekat/bergizi bukan hanya banyak airnya?

Kaldu yang mempunyai kandungan pekat ada beberapa tanda:
  • Kandungan Gelatin yang ada. Silahkan main ke Artikel ‘Gelatin dalam kaldu’ untuk lebih lengkapnya 
  • Ketika dipanaskan dengan api besar, Kaldu mudah hangus, ini tanda bahwa kaldu pekat dengan kandungan protein. Air biasa tidak akan hangus bila didihkan. Banyak kandungan air (encer), tidak hangus dengan cepat
Saya kembalikan ke masing-masing. Tidak ada yang salah ataupun benar, yang ada kita harus hati-hati memilih bahan makanan untuk baby kita.  Bahan makanan tersedia sekarang tidak lagi seperti dulu, banyak “tricky”, banyak kimia, artificial dan pengawet. Paling baik adalah homemade food. Masakan rumahan dengan bahan alami paling sehat. Ya khan Mom ya.. Semangat masak buat babynya ya.

Lihat juga MPASI perlu tambahan garam dan gula?

Resep Lain Info + Tips lain | Pesan Kaldu | Testimonial Pesan Tepung Qreezpy | Pesan Gasol  
__________________________________________________ 
Saran, Resep dan tips hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak mengantikan pendapat dokter. Bila ada masalah serius , harap hubungi Dokter Spesialis Anak/Dokter Gizi